Motor CAMAT ini Berpotensi Ramaikan Road Race, Di Malang Sukses Jaring 15 Peserta

para Camat lintasan sedang mainan air..

     Apa yang menarik dari kuda besi lawas yang identik dengan tunggangan pak Camat ini..? Yup.., pak Camat era dahulu sangat berwibawa berkendara di atas Honda Win. Setang-nya tinggi, bodi-nya ramping, namun nampah kokoh meski bukan motor cc besar. Beberapa staf pegawai Kecamatan juga akrab menggunakan motor ini. Maka banyak kalangan bikers JADUL menyebut motor ini dengan julukan “Camat”. Secara model, Honda Win 100 memang jauh dari kesan sporty modern.

     Aura Honda Win lebih mengarah ke penantang jalanan off road. Cocok untuk daerah dengan kontur jalanan naik turun seperti pegunungan. Volume cilinder alias cc pun tergolong imut untuk ukuran motor sport. Makin jauh dari kesan garang karena mesinnya yang model datar atau tidur lebih mirip seperti bebek Astrea Supra 100 maupun Honda Grand, alias bukan mesin berdiri seperti Honda GL, Tiger maupun CBR 150. Maka jauhlah dari kesan racing.

    Meski JADUL nan tampak jauh dari kesan sporty, Honda Win punya penggemarnya sendiri. Para pemilik motor ini umumnya menjadikan sport tua legendaris ini sebagai motor kesayangan yang tidak akan dijual kecuali kepepet. Kalau itu beda lagi urusannya. Tapi lupakan soal model nya yang kuno dan tak begitu disuka anak muda. Kita kupas pelan-pelan mengenai sisi kelebihan dari sport JADUL ber-cc imut-imut ini.

sang jawara kelas OMR Honda Win #11 Hendra Setiawan

     Ok.. pertama kita bahas soal rangka. Di sektor rangka, Honda Win punya keunggulan tersendiri. Dua pipa berjajar sangat kokoh seolah kelewat perkasa untuk menyangga badan motor dengan kubikasi mesin kecil yang berat mesinnya hampir sama dengan bebek Honda astrea Grand ini. Boleh lah kita adu dari segi rancang bangun antara rangka WIN vs Honda GL Pro. Dijamin rangka GL PRO kalah jauh soal tampilan, kekuatan maupun model rancang bangun.

    Di sektor mesin, cc boleh kecil, namun gigi satu Honda Win sangat digdaya di jalanan tanjakan. Maka jangan heran bila banyak yang memodifikasi Honda win menjadi motor trail tanpa sentuh atau ubah sektor gigi rasio.

     Lalu bagiamana dan apa kaitanya dengan potensi kuda besi ini di balap road race Indonesia..??? sabar.. tetap pelan-pelan kita kupas tanpa pisau dari berbagai aspek. Kalau untuk jadi kelas baru di road race, sungguh jauh dari harapan. Bagaimana tidak, anak muda sekarang lebih condong ke balap bebek. Ya.. wajar, karena kasta tertinggi balap lokal sekarang adalah kelas bebek 4 tak.

      Namun tetap saja Honda WIN punya potensi tinggi untuk bisa masuk di kelas road race. Bagiamana caranya…??? Mari kita lihat fakta di lapangan beberapa waktu lalu.

       Event akbar level Asia baru saja digelar di Malang yakni FIM ASIA SUPER MOTO 6 Oktober 2016 yang berlangsung di sirkuit Stadion Kanjuruhan Kepanjen Malang Jawa Timur. Ada yang beda dari balapan yang banyak diikuti pembalap Asia dengan motor-motor garang Trail 250 cc ini, yakni di kelas tambahannya atau supporting class.

Akti para penunggang Win. Hiburan berbeda dari biasanya

     Entah ini ide siapa, muncullah kelas yang cukup mengejutkan yakni OMR Khusus Honda WIN. Di ajang yang digelar pada cuaca hujan lebat ini, uniknya kelas ini mampu menampung 15 starter. Sontak.. ini pun jadi tontonan kelas yang paling beda dari yang lainnya. Bagiamana tidak, di event yang menjadi ajang adu kencang kuda besi special engine dengan power dan suara lebih garang, malah muncul motor-motor tua melegenda di kelas yang memang dikhususkan untuk Honda Win ini.

     Bila kita ukur potensi nya masuk road race, ini sangatlah mungkin. Kenapa..? karena eh… karena.., ini motor dengan cc kecil sangat cocok dengan lintasan road race yang juga kecil dan akrab dengan motor bebek. Lalu bagimana kelas ini bisa benar-benar hidup..? tentu saja ini sangat bergantung pada ide kreatif pelaksana lomba untuk buka kelas unik ini. Cerita OMR Honda Win di Super Moto Malang ini bisa jadi drama bersambung, bila para penggiat sudi menggandeng komunitas terkait untuk memberi warna berbeda di balap road race.

     Apa lagi angka peserta 15 bukanlah angka yang kecil. Awal-awal kelas matic wanita di road race JATIM saja, panitia harus susah payah untuk mengumpulkan 5 peserta agar bisa layak berangkat start. Dan angka 15 peserta di kelas khusus Honda Win Super Moto Malang ini, bisa jadi tumbuh subur menjamur bila dirawat dengan baik.

     Bukan tidak mungkin ini akan jadi trend baru bila lebih digiatkan lagi. Apa lagi dengan cc kecil, tidak se-bahaya seperti sebelumnya saat kelas supermoto yang juga ada kelas FFA di trek dadakan JATIM yang kemudian dihapus. Volume cilinder 100 cc bisa kita ukur seberapa garang sih… Tentu saja sangat bersahabat dengan trek dadakan sempit dan cepat ketemu tikungan. Asal regulasi dibuat praktis.., murah, apa lagi bila merk pabrikan terkait bisa bantu support, dijamin ini bisa jadi kelas paling gurih di balap road race trek dadakan.

    Menamainya dengan nama kelas “Super Moto OMR Honda Win” Sepertinya akan menjadikan balap murah lebih hidup. Peserta pun bisa saja datang dari berbagai kalangan usia. Ingat… di Super Moto Malang Tahun lalu, kakek-kakek usia 70 tahun saja masih sanggup gass.. di atas KLX di trek dadakan, tentu ini sangat mudah menyulut semangat muda di ajang balap aspal. Minat.. bikin Honda Win Super Moto untuk road race..? Monggo digass…. Lan digagas dengan Tegass… Rudi221

Hasil dari kelas OMR Honda Win yang diikuti 15 peserta. 15 Starter Angka lumayan… 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini