Tepat kemarin Minggu 15 Februari 2015 ajang adu ngesot digelar di kota Pemalang Jawa Tengah, tepatnya di sirkuit Pantai Widuri Pemalang. Sejatinya ini merupakan sirkuit permanen yang ada di kota tersebut. Namun sangat disayangkan karena hampir tak dilirik oleh club ivent mana pun untuk menggelar ajang adu kebut alias road race, entah soal perijinan atau apa. Bukan tanpa alasan memang, meski sejatinya di kota ini banyak pembalap, namun Pemalang bukanlah basisnya road race. Selain minimnya ivent yang digelar, balap menjadi kurang berkembang lantaran kurangnya pembinaan dari pihak terkait. Ini akan beda bila kita bandingnkan dengan kota Purwokerto. Selain tergolong bukan kota kecil yang hanya memiliki sirkuit di lahan stadion, Purwokerto justru banyak dilirik oleh club ivent untuk menghajad gelaran balap disana. Lihat saja event-event besar seperti Yamaha Cup Race [YCR], Honda Racing Championship [HRC], Suzuki Indonesia Challenge [SIC], Kejurnas Motoprix, belum lagi event-event sekelas kejurda. Bukannya bermaksud mengucilkan Pemlalang. Hendaknya ini menjadi cerminan agar sirkuit permanen di kota tersebut digali potensinya agar bisa melebihi Purwokerto.
Satu lagi yang sangat disayangkan adalah buruknya kwalitas sirkuit saat menggelar event Minggu kemarin. Irigasi atau saluran air nampak sangat memprihatinkan. Trek dalam kondisi banjir dan becek, padahal balap digelar dalam kondisi di bawah terik matahari. Hujan dimalam hari jelang race nampaknya membuat air tergenang di aspal dan sangat nampak air tidak segera hilang dari lintasan bahkan hingga siang hari. Semoga menjadikan koreksi bagi pihak terkait agar balap di kota Pemalang ini bisa berkembang, lebih-lebih putra daerah dapat berbicara di event skala nasional. Terlepas dari buruknya kwalitas event yang becek, toh warga Pemalang menjadi sangat terhibur dengan hadirnya event yang sangat jarang digelar disana.[Rudi221]