Bagaimana ceritanya motor langka dari negeri seberang ini bisa jadi motor harian wong Solo Jawa Tengah..? padahal dealer lokal sama sekali tidak pernah jual.. bekas balap kah..?? mungkin..!! banyak pertanyaan dalam hati ketika awak media dihadapkan fakta ini. Karena secara logika, motor harian yang mengaspal di jalan raya adalah motor dengan legalitas jelas, ada STNK dan BPKB. Dan motor ini memenuhi standard tersebut, bahkan pajak pun masih hidup. Tapi dealer tidak pernah jual..
Mungkin tak banyak yang tahu motor ini, kecuali yang pernah muda di tahun 2005 ke bawah. Ini adalah Honda Nova Tena 110 cc asli dari negeri Thailand sana. Sekilas spesifikasi kuda besi ayam jago imut ini adalah motor 2 langkah atau “2 Tak” berpendingin udara yang punya kapasitas volume cilinder di angka 109 cc. Pada varian lain, ada juga Honda Tena yang 105 cc. Bahkan Honda Tena Thailand terpecah pada banyak varian. Mulai dari generasi pendahulunya, yakni Honda Tena S yang masih kopling otomatis, Honda Tena R, hingga varian tertinggi yakni Nova Tena RS yang memiliki speck 5 gigi percepatan.
Bagiamana Sejarah Motor ini di Indonesia
Meskipun ini adalah bahasan motor harian, namun jangan dikira artikel ini tak berhubungan dengan balapan. Yup.. lalu bagaimana sejarah motor ini ada di tanah air..? Sejarah penting bagi peradaban balap era 2 langkah di tahun 2001. Kala itu peta kekuatan kejuaraan nasional balap motor adem ayem dengan persaingan 2 merk saja yakni Suzuki vs Yamaha. Suzuki dengan RG Sport andalannya dan Yamaha dengan F1ZR yang melegenda hingga saat ini.
Namun kejutan tahun 2001 datang dari tim Star Motor Jakarta yang usik peta balap nasional dengan mendatangkan Honda Nova Tena 110 cc ini langsung dengan Thailand. Beliau lah pak Beny Djati Utomo sang insinyur balap nasional yang gemar riset mesin 2 tak di era itu. Anehnya… ini adalah pengguna motor Honda 2 Tak semata mayang yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan pabrikan Honda.
Pencapaian terbaik Honda Tena milik Star Motor ini adalah di final kejurnas tahun 2001 yang kala itu 2 tak masih jadi kelas unggulan. Ditangan pembalap Rafid Poppy “kakak dari Rafid Topan” Honda Tena ini digdaya dan bergelar juara nasional.
Honda Tena Tidak Dijual di Dealer Lokal
Sekilas catatan… era 2000 an banyak motor Thailand yang didatangkan oleh importir langsung dari Thailand dan bukan oleh ATPM. Seperti contohnya Yamaha yang mendatangkan beberapa nama seperti Sport langsing Yamaha Touch 125 dan Yamaha Tiara.
Lalu Honda yang justru datangkan banyak macam, mulai dari Honda NSR 150 RR, NSR 150 SP, Honda Hova Dash 125 cc “2 langkah”, dan bebek ayam jago Honda Nice 110 cc “4 langkah” dan tentu ada banyak motor Thailand lainnya yang penjualannya dipegang langsung oleh importir seperti salah satunya adalah Honda CBR 150 R generasi tertua yang modelnya sering jadi reverensi untuk bahan jiplak-menjiplak bagi beberapa prodesen non Jepang yang kurang kreatif dalam menciptakan model motor.
Meski banyak nama motor asli Thailand yang didatangkan oleh importir dalam penjualan sekala besar. Tapi tidak dengan Honda Tena. Berdasar penelusuran, dan awak media 221 yang juga jadi saksi di era itu, Honda Tena tidak pernah secara resmi dijual di dealer lokal manapun. Kalau pun memang ada importir yang jual, pastinya jumlahnya sangat terbatas dan pendistribusian mungkin hanya ada di satu titik.
Honda Langka ini Jatuh Ditangan Wong Solo, Surat Resmi pula
Bagi yang paham balap Road Race tingkat Asia era 1990 an, sudah pasti tahu betapa digdaya motor ini kala itu. Bila kepemilikan oleh wong Solo motor ini kemudian menimbulkan heran bagi siapapun, itu wajar. mengingat ini motor Honda bebek 2 langkah yang sangat langka. Sttttt… kata yang punya di Indonesia cuma ada 2 unit yang legal mengaspal di jalan raya.
Adalah kang Imron Kholis dari kota Solo yang punya kesempatan langka memiliki tunggangan buronan kolektor ini. Yup… doi yang hoby jalan-jalan ke Thailand dan juga penggila sejarah balap Underbone ini mengaku bahwa bisa memiliki motor ini dari seorang teman di Jakarta. “Saya ambil dari teman di Jakarta, kata teman saya dulu waktu tahun 2000 didatangkan dari Thailand dalam keadaan baru dan cuma beberapa unit saja” kata kang Kholis yang tidak tau secara persis siapa yang mendatangkannya dan untuk keperluan apa. “Mungkin ini untuk keperluan balap” tambah kang kholis dalam konteks menerka-nerka.
Sangat logis jika kedatangan Honda Tena ini terindikasi untuk kebutuhan balap di kala itu, mengingat tahun setelahnya 2001, Tena memang masuk di kejurnas road race nasional lewat tim balap Star Motor Jakarta. Namun anehnya.. punya kang Kholis ini surat-suratnya resmi. Hanya saja plat nya bukan Solo melainkan “B” Jakarta. Sesekali jadi pusat perhatian di jalan raya sekitar kota Solo saat jalan-jalan dengan sang buah hati “ini cuma buat kota-kota sama anak kok om” tambah kang Kholis yang tinggal di dekat kampus UMS Solo. Saat kami bertanya apakah motor ini pernah ada yang nawar, kang kholis pun menjawab “banyak orang nanya dan nawar saat dibawa jalan-jalan hehe..” canda kang Kholis. Tentu sebuah kesempatan langka bisa memiliki Honda Tena 110 cc yang tak pernah ditemukan di dealer. Terlebih bebek Honda 2 Tak tidak banyak ditemukan. Bisa kita bayangkan bila Tena ini tarung bersama F1ZR… biasa tamat si F1ZR ya.. hehei.. Kuda besi langka cuma buat jalan-jalan bersama anak..?? mantabzz.. ada yang pengen…? Gazz… Rudi221