Ciri kuat bahwa “balap murah” masih sangat digemari dan diminati adalah populasi tinggi Yamaha F1ZR di Road Race Jawa Timur. Sejatinya motor bebek berasap yang sudah ada sejak 20 tahun lalu itu tak ditemukan lagi di dealer Yamaha sejak Tahun 2005. Artinya, Yamaha sudah stop produksi maupun distribusi bebek 2 langkah ini ke divisi penjualan. Namun faktanya di balap motor nasional, Yamaha F1ZR tak musnah begitu saja, justru inilah yang bikin ramai kejuaraan balap road race.
Hampir di setiap wilayah, bahkan peserta kelas bebek 2 tak masih membludag meski sejatinya kelas ini bukanlah kelas yang utama. Di wilayah IMI JABAR, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, hingga Region VI Papua, masih sangat terasa geliat padatnya peserta di kelas bebek 2 tak ini. Bukti paling nyata juga terdapat di road race Jawa Timur. Diantara ratusan peserta yang ikut bisa dibilang peserta kelas bebek 2 tak standart paling banyak. Ini wajar, lantaran inilah kelas paling murah meriah sepanjang masa.
Kelas bebek 2 tak standart di wilayah JATIM bahkan jadi kelas bergengsi dibanding kelas 4 tak yang notabene lebih modern. Terbukti, banyak pemain di kelas ini yang sungguh niat sekali mengikuti event meski harus menempuh jarak jauh dalam provinisi. Seperti contohnya di event kejurda seri Bangkalan 7 Februari kemarin. Peserta kelas bebek 2 tak yang hadir tak hanya dari wilayah terdekat saja. Melainkan yang dari jauh pun turut datang ramaikan gelaran seperti dari Blitar, Tulungagung, hingga Ponorogo.
Bintang Motor Bondowoso adalah salah satu contoh yang rela menempuh perjalanan jauh ber jam-jam ke Bangkalan untuk ramaikan kompetisi kelas yang akrab disebut “bebek goreng”. Tim yang disuport kuat oleh jasa ekspedisi “JNE Express” ini bahkan serius mengikuti full seri Kejurda Jatim. Ini hanya satu contoh saja, banyak tim balap di JaTim yang bahkan hingga menurunkan 5 motor bebek 2 tak sekali event. Dan populasi F1ZR-F1ZR kencang saat ini juga banyak terdapat di pulau Madura.
Geliat para tim balap di kelas bebek 2 tak inilah yang selalu buat paddock sesak dengan banjirnya peserta. Bahkan sering kali babak penyisihan sampai dilakukan 4 kali lantaran peserta yang diluar perkiraan. Dan tak heran bila penggiat balap motor Jawa Timur lebih pro aktif selenggarakan event. Tingginya peserta di kelas 2 tak dan animo penonton yang tinggi, tak akan menjadikan gelaran balap sia-sia. Maka wajar bila Jawa Timur bisa gelar event berkali-kali dalam satu bulan dengan title event yang berbeda-beda. Semoga menginspirasi daerah lainnya. Gass.Rudi221