Sungguh unik namun aneh, kota sebesar Yogyakarta yang melahirkan banyak pembalap top Nasional dan Internasional justru tak memiliki surkuit permanen. Lebih aneh lagi, meski kota ini tak memiliki sirkuit permanen, namun para pembalap muda dari berbagai daerah di Indoensia justru menjadikan Jogja sebagai tujuan utama untuk menimba ilmu balap di beberapa sekolah balap yang ada. Namun meski tanpa sirkuit permanen, spirt racing tetap hidup di kota Jogja. Disini perkembangan balap lebih pesat daeri daerah lainnya didukung banyak faktor. Pertama sola animo dari pecinta balap motor yang cukup tinggi, lalu banyaknya bengkel balap yang kian terus menjamur, serta kemajuan teknologi balap motor seolah berpusat di Jogja.
Meski perkembangan balap sangat berkembang pesat di Jogja, namun tetap saja Jogja tak punya sirkuit permanen. Para pembalap Jogja hanya bisa latihan di lintasan yang sejatinya adalah lahan parkir. Ya.., dimana lagi kalau bukan di halaman parkir stadion yang ada di Jogja. Dahulu Stadion Mandala Krida yang bisa dipakai, kini para pembalap Jogja latihan di luar Stadion Maguwoharjo. Inilah potret Jogja yang punya segudang pembalap namun justru tak memiliki sirkuit sebagai sarana resmi yang bisa menjadi wadah yang benar. Meski demikian, spirit racing di kota ini tak pernah surut. Kini tetap lahir nama-nama baru yang bisa dibilang bibit unggul seperti Galang Hendra, Samsul Arifin, Dafa Kresna, dan masih banyak lagi. Para pembalap muda dari luar Jawa juga terus berdatangan untuk sekolah baap di Jogja. Bengkel-bengkel balap ternama juga masih ramai melayani orderan dari berbagai kota di Indoensia. Namun tetap saja Jogja belum memiliki sirkuit. Barang kali ada yang mau bikin sirkuit di Jogja..??? monggo… hehe.. [Rudi221]