Soal lokasi, boleh lah.. jauh di Indonesia bagian Timur sana. Namun meski bukan di daerah yang balap motornya berkembang pesat seperti Jawa, balap motor Papua justru sajikan keunikan tersendiri. Siapa sangka Papua yang alamnya banyak didominasi hutan sagu itu malah justru punya sirkuit permanen. Sirkuit FAN FABRI di kota Biak adalah buktinya. Sungguh bikin malu daerah lain yang giat bikin event malah tak punya sirkuit permanen seperti halnya Papua.
Makin unik dari balap disana adalah Kelas 2 Tak sibiang asap yang sungguh-sungguh masih lestari. Seperti yang nampak terlihat di Kejurnas MotorPrix seri 3 Region VI Minggu 24 Juli 2016 lalu. Kalau kelas 2 Tak kategori bebek mungkin sudah umum ada dimana-mana. Namun di Papua, kelas sport 2 tak malah masih membludak pesertanya, bahkan dibuka 2 kategori kelas. Aroma wangi oli samping masih kental di tanah Papua. Yamaha F1ZR, mutlak masih ramaikan kelas bebek 2 Tak disana.
Yang menarik adalah dari kelas sport 2 tak yang dibagi menjadi 2 kategori, yakni kelas Sport 2 Tak 135 cc Standard dan Sport 2 Tak 150 cc Standard. Populasi Yamaha RX King di road race Papua bahkan masih banyak dan nampak dominasi persaingan, tak mau kalah, hadir juga Kawasaki Ninja 150 R yang turut jadi batu sandungan.
Dan yang menyita perhatian adalah kuda besi ramping dari Thailand ini. Yup.. ada Yamaha Touch 125 disana. Sport 2 Tak ukuran mungil legendaris ini juga tak mau kalah ramaikan kelas sport standar 2 Tak. Sejauh pengamatan… ada 3 buah Yamaha Touch 125 di MotorPrix seri 3 Papua kemarin, dan Yamaha Touch ini tak asing muncul di setiap event road race Papua. Padahal, mungkin saja kita tak akan menemukan di ajang road race manapun kuda besi yang masuk Indonesia di sekitar tahun 2000 bareng dengan Yamaha Tiara dan Yamaha 125 Z itu.
Warna berbeda benar-benar dimiliki road race papua. Kuda besi dan kelas langka yang masih ada, punya sirkuit permanen, dan satu lagi road race disana juga suka mendatangkan atau menyewa pembalap dari wilayah Jawa. Gasss…. Rudi221
