Balap itu syarat biaya yang super mahal sekali. Biaya perlengkapan balap, bikin motor balap, dan biaya berangkat balap bisa segunung nilainya bila kita rinci dengan kalkulaotor..? nggak percaya..? coba ambil kertas dan tulis apa saja yang dibutuhkan, ini konteksnya bila motor dan perlengapan sudah ada saja, namun kita tetap dituntut untuk mempersiapkan banyak hal contohnya: beli ban balap baru, oli, beberapa spare part, bahan bakar, sewa mobil ( bila tidak punya), sewa hotel (jika balap luar kota) biaya makan pembalap dan crew, bayar mekanik dan crew, uang pendaftaran, dan belum hal-hal kecil lainnya. Intinya biaya bahkan bisa bengkak dari perkiraan awal.
Maka kemudian banyak yang bingung cari sponsor untuk bisa berangkat balap. di sisi lain ada yang menggunakan metode gotong royong atau uang urunan bersama, dan yang lainnya lagi ada model disponsori oleh pihak tertentu. Yang pakai biaya sendiri kadang perih nya minta ampun saat pergi balap, belum lagi kalau hasil lomba diluar target. Batin serasa menangis saat jalan pulang ke rumah. Tapi itulah, kata orang “racing itu kejam” memang faktanya demikian. Yang lain mungkin punya semboyan “demi hoby tak kenal rugi”. Namun manusia cerdas harus berfikir logis dengan naluri yang sehat. Kita tak mungkin hancur-hancuran terus dengan biaya balap sendiri. Alhasil bergantung pada sponsor lah solusi terbaik.
Namun apa mudah cari sponsor itu…? Saya berani bilang sangat sulit sekali pakai banget…. Kenapa..?? karena imbas efek dari sponsorship, praktis tak bisa mudah dirasakan langsung dampak besar dan positifnya oleh orang yang mensponsori kita. Gampang nya begini… katakanlah sponsor itu sebuah merk dagang. Bisa kita pikirkan dengan nalar, jika sebuah merk nempel di motor kita, lantas apa keuntungan pemilik merk tersebut, apakah mereka untung dengen menempelkan nama mereka di motor kita. Dampak positif, mutlak harus kita pikirkan dengan bijak. Jangan hanya mau uang-nya tanpa pikirkan keuntuangan apa yang sponsor peroleh saat kasih kontribusi uang kepada kita.
Itu baru soal etika dalam memikirkan dampak positif atau keuntungan sponsor yang mereka dapat saat sponsori kita. Belum lagi soal cara meyakinkan calon sponsor agar mau support kita, tentu juga bukan hal sederhana. Tanpa kita mampu kasih manfaat imbal balik ke sponsor, niscaya akan susah mendapatkan kemitraan dari sponsor yang mau gampang keluar dana.
Lalu bagiamana sih kita bisa dapat sponsor untuk balap khususnya di road race..?
Banyak faktor-nya.. banyak caranya. Susah caranya.., dan juga banyak hambatannya. Tenang.., Sebenenarnya secara teknis simpel untuk bisa dapat sponsor. Buat biodata tim balap, data jangkauan wilayah main, profil pembalap dan crew, buatlah proposal, lalu ajukan ke sebuah perusahaan atau badan usaha yang sekiranya punya dana kuat untuk anggaran promosi. Kalau cuma usaha sekala kecil kelas UKM, tentu akan sulit keluarkan dana.
Faktor modal pernah berprestasi bisa jadi alasan kuat untuk bahan pengajuan. Faktor dari tim yang memiliki pembalap yang sudah punya nama juga bisa jadi senjata untuk mengajukan proposal. Cara pendekatan langsung ke personal terkait bisa kita pakai, maupun dengan metode lewat hubungan orang dalam. Penolakan mentah-mentah itu hal biasa. Sudah banyak orang yang mengalami hal ini. Susuah-susah membuat proposal pengajuan dana sponsor lalu ditolak memang pahit. Tapi pengajuan juga cukup hanya ke satu tujuan. Seperti hal nya mencari atau melamar pekerjaan. Proposal harus bercabang kemana-mana agar peluang dapat-nya juga besar.
Seperti itulah kira-kira gambaran singkat target yang bisa kita buat. Namun faktanya ini ada kalanya mudah namun ada kalanya juga sulit. Sulitnya bila kita tanpa prestasi sama sekali akan susah meyakinkan sponsor sebagai pembuktian awal. Maka sangat bijak bila cari bukti prestasi dulu dengan modal sendiri, baru bicara sponsor. Karena apa.., tidak setiap pihak dalam hal ini personal dari sponsor, tahu akan seluk beluk balap itu seperti apa dan dampak dari mereka mensponsori itu apa. Di Indonesia sendiri, mungkin ada ratusan orang yang balap pakai biaya sendiri tanpa bantuan pihak sponsor. Terutama para pembalap cilik di kelas pemula B. Yang kebanyakan memang berorientasi pada target pengembangan prestasi bukan target sisi bisnis.
Balap itu mahal, balap itu juga syarat muatan hoby. Yang namanya hobby itu pasti pakai modal. Jangan terburu-buru bicara bisnis kalau belum ada prestasi. Intinya, pembuktian lewat prestasi dulu, agar sponsor bisa yakin saat namanya kita bawa dan akan kita besarkan di arena balap. mudah-mudahan ini jadi sekidit pemahaman untuk para pelaku balap sekalian. Next.., di kesempatan lain akan kita kupas dan buka tips step-step yang lebih masif pendekatan terhadap sponsor lewat berbagai trik dan cara agar efektif. Good luck.. para privater. Rudi221