Menggeber motor dengan kecepatan tinggi di sirkuit pasti butuh teknik-teknik mendasar agar catatan waktu bisa maksimal dan sesingkat mungkin. Tak hanya soal cepat di lintasan saja, namun saat membalap posisi atau gaya balap kita di atas motor haruslah benar. Balap itu tak asal bisa gas poll dan bernyali super, namun juga harus cerdas dalam memposisikan diri di atas motor dalam posisi yang benar. Belum lagi soal meningkatkan skill figh atau bertarung, tentunya membutuhkan arahan khusus dari yang sudah ahli dan lama makan asam garam dan pahit manisnya aspal.
Kata mutiara “bergurulah pada ahlinya” sepertinya memang berlaku di dunia balap motor khususnya road race. Tanpa belajar pada sang ahli, kita hanya akan bisa sebatas coba-coba dan berkeksperimen dengan cara sendiri. Namun berbeda bila kita belajar pada ahlinya. Kita akan dapat tuntunan mulai dari persiapan fisik, teknik start, posisi badan, hingga soal buka tutup gas yang benar. Seperti halnya sekolah balap Hendriansyah Racing School [HRS] Yogyakarta, yang dimentori oleh dewa road race ini. Tentunya sangat berbda jauh hasilnya meski kita belajar sendiria dalam waktu yang sangat lama sekalipun.
Arahan dan tuntunan mentor sangat penting saat memulai terjun di balap. Tanpa hal tersebut, waktu berkembang akan lebih lama. Sukses di balap itu tidak melulu soal tingginya jam terbang, namun juga paham ilmu-ilmu dasar. Dan ini hanya bisa didapat bila kita punya mentor berpengalaman yang telah lebih dulu lama terjun di balap road race. Tak heran bila banyak pembalap-pembalap berprestasi diburu oleh pembalap muda untuk berguru. Seperti Hendriansyah, Dedi Permadi, Hadi Wijaya, Hoky Krisdianto, Gupito Kresna, dan masih banyak lagi.[Rudi221]