Inilah sisi unik dari balap road race Jawa Timur-an, dimana mayoritas sirkuit yang dipakai adalah jalan raya umum tengah kota. Alhasil tak mudah menciptakan layout atau model sirkuit karakter tikungan kecepatan tinggi. Akhirnya ya beginilah.. satu lajur jalan di belah jadi dua, dan jadilah sikuit dengan tikungan mati atau patah.
Akhirnya…, dari sirkuit yang banyak orang bilang jauh dari kata aman ini, memunculkan petarung-petarung dengan kualitas mental di atas rata-rata. Kenapa..? begini…, sirkuit dadakan dengan model tikungan mati seperti ini, butuh nyali tingkat tinggi. Namun apakah nyali saja cukup..? tidak…!!! bahkan berani saja tidak cukup.
Mental petarung dibutuhkan di siekuit macam ini. Bahkan teknik yang diajarkan di sekolah balap pun bisa-bisa nggak terpakai. Kenapa..? karena lintasan trek dadakan tikungan mati susah melakukan knew down atau menikung dengan lutut menyentuh aspal. Bahkan tak jarang posisi badan pembalap masih tegak saat berada di bibir tikungan, ini sangat berbeda dengan teknik balap yang sesungguhnya dimana banting badan berlaku saat masuk tikungan. Namun ada daya, ini trek sempit.. adu skill tingkat tinggi berlaku disini.
Banyak yang jijik lihat sirkuit seperti ini. Namun di sisi lain, banyak pula yang tertantang untuk adu nyali. Bahkan kultur balap di JATIM seperti ini pun menjadikan banyak pembalap dari kota lain tidak sudi untuk turut cicipi persaingan. Bagaimana tidak… dari model lintasannya seolah teknik balap grasstrack yang harus mumpuni untuk dipraktekkan.
Bayangkan.. ketika masuk tikungan, mutlak harus merapat disisi bagian dalam, kenapa…? Karena posisi aman sangat rawan dicuri. Ketika keluar dari tikungan, justru mesin yang dituntut galak di putaran bawah. Ini pun seolah berlaku kombinasi teknikal jitu dari sang joki dan tenaga mesin yang liar saat keluar tikungan.
Masih soal nyali… balap di lintasan rawan goyang senggol seperti ini juga harus main rapi. Ketika memutuskan berada pada line pinggir, maka kita tidak boleh terlalu ke tepi. Kenapa..??? karena tepi adalah langsung pagar pembatas sirkuit. Salah-salah bisa tabrak atau senggol pagar. Begitu juga saat keluar tikungan. Nyali dan hati-hati pun berlaku disini.
Turun di trek dengan karakter tikungan mati dan sirkuit sempit berpembatas pagar langsung, butuh pembiasaan dan kuat mental. Saya bilang kuat mental, karena faktanya banyak pembalap luar yang sudah ciut nyali duluan lihat sirkuitnya. Harus kuat mental karena persaingan lebih keras. Serta butuh pembiasaan dengan jam terbang yang mumpuni, biar paham celah-celah mana yang harus diambil agar bisa target kan juara.
MAU COBA BALAPAN DI JATIM..??? Siap mental kuncinya.. dan paling utama adalah “suka”. Karena suka tidak suka, ya seperti itulah adanya sirkuit. Toh begitu, jatim banyak lahirkan pembalap nasional handal dari lintasan yang penuh keterbatasan ini. Monggo mampir ke road race JATIM.. Dijamin kualitas NYALI bakal lebih super. Rudi221