Adu Mesin, Skill atau Uang..?

Nge-sott

Para rider sekalian.., bila kita tengok ke belakang tentang teknologi motor balap road race, tentu akan berbalik ceritanya dengan teknologi di road race masa kini. Dahulu klep masih selebar daun kelor, terang saja.., diameter klep terdahulu tepatnya di era tahun 2000 an, masih imut alias belum se lebar sekarang. Pengapian pun masih gunakan CDI dan magnet standar. Tentu beda dengan saat ini, semua part serba racing. Mulai dari klep racing, CDI, Magnet, piston, dan lain sebagainya. Belum lagi kemampuan para pembalapnya. Dahulu belum merata, namun sekarang hampir semua yang turun di kejurnas Motoprix, utamanya di region 2, skill boleh dibilang sama rata. Ini pun ditunjang karena menjamurnya sekolah balap dimana-mana, terutama di Yogyakarta.

Dan sekarang yang kita lihat adalah semua motor sama kencangnya, kemampuan pembalap juga sama bagusnya. Lalu siapakah yang besar peluang menangnya sementara kemampuan pembalap dan motor saat ini sama rata? Tentu yang paling siap skill pembalap dan juga mesinnya, dan seperti kita tahu saat ini mesin kencang syarat dengan setumpuk uang. Era sekarang banyak yang bilang “bukan pembalap yang diadu, tapi uang” ini sangat nyata. Banyangkan saja, harga membangun motor balap MP5 / MP6 saja bisa mencapai 40 juta. Belum lagi bila untuk kelas di atasnya, bahkan bisa2 kali lipat untuk motor speck MP1 & MP2. Yang kencang peluang menang lebih besar, yang skillnya di atas rata-rata tanpa didukung mesin kencang pun akan jadi tipis peluang menangnya. So… inilah era teknologi canggih, manusia diadu, mesin kencang harus ada uang.221

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini